Memaknai Tahun Baru Islam

Penggantian tahun baru masehi selalu dirayakan dengan meriah. Saat pergantian tahun 2008, perbagai acara dilaksanakan. Seperti halnya ’’Pesta Rakyat’’ yang diselenggarakan di dataran Engku Putri.
Berbagai artis ditampilkan untuk menghibur masyarakat saat pergantian tahun tersebut. Diantaranya adalah Maya KDI Bahkan dana yang dihabiskan juga bukan sedikit. Sekitar Rp150.000.000 (seratus lima puluh juta) habis hanya untuk kembang api.
Selain itu, perbagai acara di dalam hotel pun dilaksanakan diantaranya, party yang bertajuk Night in Heaven di Tampico Pub dan pesta kembang api di Roof Top Garden, taman yang berada di atap Novotel
Demikian juga dengan prilaku masyarakat yang mayoritas adalah umat Islam. Mereka tidak sayang menghabiskan malam pergantian tahun dengan membeli tiket pertunjukan dan hiburan.
Seperti halnya di Jakarta, tiket acara malam pergantian tahun antara Rp4,5 juta sampai Rp9,5 juta untuk menghabiskan malam tahun baru bersama tiga diva (Titi DJ, Ruth Sahanaya (Uthe) dan Krisdayanti (KD)) pun habis terjual. Bahkan, uang yang dihabiskan pun mencapai Rp1 Miliar untuk acara tersebut.
Demikian juga pertunjukan-pertunjukan lainnya diantaranya pertunjukan artis yang dibawah manajemen Republik Cinta diantaranya Dewa 19, Andra and The Backbone, The Rock, Dewi-Dewi dan Mulan pun menyentuh angka Rp 1 miliar.
Padahal di satu sisi, masyarakat kita dalam kondisi yang sulit. Bencana banjir terjadi di daerah Jawa dan Sumatera.
Lantas apa makna dari fenomena ini? Kesetiakawanan sosial masyarakat kita rendah.
Makna Tahun Baru
Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : Barangsiapa yang menyerupai satu satu kaum, maka ia telah menjadi golongan mereka”. HR Ahmad, Abu Daud dan at Tabrani.
Dari haits di atas telah jelas bahwa umat Islam tidak boleh berprilaku sama atau menyerupai dengan kaum lain seperti halnya merayakan tahun baru masehi.
Islam memiliki penanggalan sendiri. Dalam sejarahnya, ketika Umar bin khothob menjabat Kepala Negara mencapai tahun ke 5 beliau mendapat surat dari Sahabat Musa Al As’ari Gubernur
Kuffah, adapun isi suratnya adalah sebagai berikut :
“KATABA MUSA AL AS’ARI ILA UMAR IBNUL KHOTHOB. INNAHU TAKTIINA MINKA KUTUBUN LAISA LAHA TAARIIKH.”
Artinya: Telah menulis surat Gubernur Musa Al As’ari kepada Kepala Negara Umar bin Khothob. Sesungguhnya telah sampai kepadaku dari kamu beberapa surat-surat tetapi surat-surat itu tidak ada tanggalnya.
Kemudian Kholifah Umar bin Khothob mengumpulkan para tokoh-tokoh dan sahabat-sahabat yang ada di Madinah.
Umar bin Khothob untuk mengadakan musyawarah.”Didalam musyawarah itu membicarakan rencana akan membuat Tarikh atau kalender Islam. Dan didalam musyawarah muncul bermacam-macam perbedaan pendapat. Diantara pendapat tersebut adalah sebagai berikut:
Ada yang berpendapat sebaiknya tarikh Islam dimulai ari tahun lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rosululloh. Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari Rosululloh di Isro Mi’roj kan .
Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Ali Berpendapat, sebaiknya kalender Islam dimulai dari tahun Hijriyahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah atau pisahnya negeri syirik ke negeri mukmin. Pada waktu itu Mekkah dinamakan Negeri Syirik, bumi syirik.
Akhirnya musyawarah yang dipimpin oleh Amirul Mukminin Umar Bin Khothob sepakat memilih awal yang dijadikan kalender Islam adalah dimulai dari tahun Hijriyah nya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Kemudian kalender Islam tersebut dinamakan Tahun Hijriyah.
Dengan mengetahui sejarah di atas, maka selaku umat Islam seharusnya kita dapat berbuat dan bertindak dengan cermat untuk memaknai pergantian tahun. Terutama tahun baru Islam.

8 Tanggapan

  1. Membaca tulisan Saudara hanya disebutkan bahwa dimulainya penanggalan / kalender Islam dimulai dari tahun hijrahnya Rasulullah Muhammad dari Mekkah ke Madinah. bagaimana dengan penetapan bulan pertama dalam kalender Islam? Bagaimana pendapat Saudara ttg artikel/tulisan berikut? Mohon pandangannya.

    Terima kasih.

    ———————————————————–

    Meluruskan Sejarah Muharam

    Bulan ini adalah bulan Muharam. Ada dua pendapat berkenaan dengan bulan ini. Kelompok pertama menyebutkan bahwa bulan Muharam merupakan tahun baru umat Islam yang banyak dirayakan dengan pesta dan penuhnya ungkapan kebahagiaan. Mereka beranggapan bahwa hari-hari kejayaan Islam sedang berada di depan pintu.

    Rasulullah saw bersabda, “Kalian akan mengikuti cara-cara orang kafir sesiku-sesiku, sejengkal-demi sejengkal kalian akan digiring untuk mengikuti tradisi orang kafir (Yahudi dan Nasrani) sehingga walaupun kalian dibawa ke lubang serigala kalian akan mengikutinya dengan patuh.” Al-Asykari menyebutkan salah satu tradisi orang Yahudi dan Nasrani adalah mengubah-ubah kitab Allah. Kemudian orang Islam melanjutkan tradisi orang kafir itu dengan mengubah makna kitab Allah, dan mengubah huruf serta kalimat di dalam hadis Nabi. Tradisi peringatan tahun baru Islam sebenarnya mengikuti tradisi orang Yahudi dan Nasrani. Sebenarnya di dalam Islam tidak ada tradisi memperingati tahun baru Islam. Hal ini bisa dilihat bahwa nenek moyang kita pun tidak memperingatinya, bahkan dalam sejarah Islam di Indonesia tidak dikenal tradisi memperingati tahun baru Islam ini. Peringatan tahun baru Islam itu baru dirayakan belakangan ini. Mengapa harus merayakannya? Salah seorang dai menyebutkan bahwa “umat Islam jangan kalah sama umat Nasrani yang memperingati tahun barunya secara besar-besaran dan Umat Islam harus memperingati tahun baru Islam secara besar-besaran pula”. Jadi, menurut dia, peringatan tahun baru meniru orang Nasrani. Nabi berkata, ”Sekiranya di kalangan ahli kitab itu dulu ada anak yang menzinahi ibunya, maka akan terjadi hal yang sama di kalangan umat Islam juga.” Tradisi membuka aurat, tidak memakai jilbab boleh jadi diambil sebagian dari tradisi meniru orang-orang Barat.

    Ada beberapa kekeliruan anggapan umat Islam tentang tahun baru Islam. Kekeliruan pertama bahwa tradisi peringatan tahun baru Islam harus dirayakan seperti halnya orang Nasrani merayakan tahun barunya. Kedua, umat Islam banyak yang menganggap bahwa hijrah Rasulullah saw terjadi pada bulan Muharam, sehingga pada bulan ini banyak pengajian yang menceritakan peristiwa hijrahnya Nabi saw. Nabi hijarah bukan pada bulan Muharam, melainkan pada bulan Rabi’ul Awal. Tidak ada satu pun mazhab yang menyebutkan bahwa Rasulullah hijrah pada bulan Muharam. Jadi, kalau ingin memperingati hijrah Nabi semestinya dirayakan pada bulan Rabi’ul Awal. Kekeliruan itu mungkin memiliki asal muasalnya dari kitab-kitab hadis. Di dalam Bukhari diceritakan ketika Nabi datang ke kota Madinah dan beliau melihat di kota itu ada orang-orang Yahudi sedang berpuasa. Nabi bertanya kepada mereka, ”Puasa apa yang kalian kerjakan?” Mereka menjawab, ”Kami melakukan puasa ‘Asyura (sepuluh Muharam), untuk mensyukuri keselamatan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun.” Nabi saw berkata, ”Aku lebih layak untuk melakukan puasa daripada saudaraku Musa.” Dalam riwayat lain Nabi berkata, ”Aku akan berpuasa pada waktu yang akan datang.” Hadis ini mesti kita tolak, karena Nabi itu hijrah pada bulan Rabi’ul awal, tidak mungkin orang puasa sepuluh Muharam pada bulan Rabi’ul Awal, semesti tidak mungkinnya orang salat Jumat pada hari Senin. Karena alasan hadis itulah, sekelompok orang mengembangkan satu ideologi untuk menjadikan sepuluh Muharam hari kemenangan umat Islam, hari untuk pesta pora, dan hari untuk berbahagia.

    Sebagian mubalig pun menceritakan bahwa tanggal sepuluh Muharam Nabi Musa diselamatkan dari Fir’aun, Ibrahim diselamatkan dari Namrudz dan Nabi Nuh selamat dari air bahnya, dan Nabi Adam diampuni dosa-dosanya. Sepuluh Muharam dianggap sebagai hari kemenangan orang-orang saleh. Sehingga tidaklah heran bahwa pada tanggal sepuluh Muharam dipindahkan menjadi tahun baru Islam karena kemenangan orang-orang saleh.

    Pendapat kedua, berkenaan dengan bulan Muharam, mereka beranggapan bahwa bulan ini adalah bulan duka cita, bulan musibah. Karena pada bulan ini keluarga Rasulullah saw dibantai secara mengenaskan oleh sesama muslim, orang yang menyatakan dirinya orang Islam. Peristiwa ini terjadi pada tanggal sepuluh Muharam.

    Sepuluh Muharam, menurut kelompok ini, bukanlah hari untuk bercanda dan bergembira, melainkan hari untuk menangis dan berduka cita. Pada kelompok kedua tidak ditemukan hadis-hadis yang menyatakan sepuluh Muharam itu adalah hari kemenangan para nabi. Yang mereka ketahui pada hari itu, kalau kemenangan diukur dengan kekejaman dan kekuasaan yang tidak terbatas, maka apakah sepuluh Muharram memang hari kemenangan ?. Karena ini terbukti Nabi Hijrah pada bulan Rabiul awal bukan pada bulan Muharram mengapa hal ini terjadi ? adakah kebenaran dalam risalah perayaan ini atau kegembiraan yang selama ini kita rayakan bersama ?

    PELAJARILAH ISLAM DENGAN SUNGGUH.

  2. Selamat tahun baru ISlam, 1430 H. Semoga jalan lurus dan kemudahan kita menikmati karunia Allah. senantiasa di limpahkan kepada kita.

    Bukan pesta pora namun makna dibalik pergantian tahun ini, akan membawa kita meunju insan yang Taqwa.
    Selamat Tahun baru!

  3. kepada fitrah…..pertanyaan anda seperti itu sdh dijawab semuanya sm forum forsansalaf….koq skrng anda lempar kesini pertanyaannya…jawab distu dulu…baru ngomentari!!!!anda yang seharusnya pelajari islam dengan sungguh2………kepada semuanya….jangan khawatir…anda bs lihat diforum forsansalaf sendiri.

  4. betul sobat,
    selamat tahun baru 1 muharram 1430 H,
    semoga kita bisa berbenah diri dan berkaca dari tahun lalu agar kita menjadi muslim dan muslimah yang selalu bertaqwa.Amien

  5. terlpas dari perdebatan tentang asal muasal ditetapkannya moment hijroh sebagai tahun baru islam, yang terpenting adalah memaknai hijrah itu untuk muhasabah demi hari esok yang lebih baik, lebih taqwa dan lebih dekat dengan Allah SWT

  6. apa yang harus kita siapkan untuk menyambut bulan yang penuh berkah ini,….?

  7. assalmualaikum,…

    apa amaln yang tepat dalam bulan ini.

  8. alhamdulillah! msh byk ulama2 indonesia yg pintar dan bijaksana namun besar harapan saya pribadi jgn sampai ada perdebatan yg menghasilkan perpecahan.ingat syetan selalu memantau kt .mencari titik khilaf. emoga allah melindungi kt semua.amiiin wa insya allah

Tinggalkan Balasan ke Dicky Syahril Batalkan balasan